Kakteristik Thermistor

10.48 0
Kebanyakan termistor digunakan pada daerah temperatur dalam konsentrasi inonisasi (n atau p) yang berpengaruh terhadap fungsi temperatur. Dimana energi aktivasi Ea adalah hubungan pada energi gap dan tingkat impuritas. Dimana nilai hambatan semakin kecil ketika temperaturnya dinaikkan, ini yang biasa disebut termistor NTC.  Dimana R adalah hambatan pada suhu T, R0 adalah hambatan awal ketika T0 (pada temperatur ruang), B adalah Konstanta termistor dimana besarnya bergantung dari jenis bahan dan memiliki dimensi yang sama dengan suhu. Harga konstanta termistor yang memenuhi pasar biasanya antara rentang 2000-5000 K.
Dengan ρ=R(A/1)  merupakan resistivitas listrik thermistor. Selain konstanta thermistor (B), sensitivitas (α) juga menentukan karakteristik dari termistor. Nilai sensitivitas menentukan sejauh mana termistor yang dibuat dapat dengan cepat mendeteksi perubahan temperatur lingkunagan termistor. Termistor yang baik sensitifitasnya lebih besar dari -2,2% / K. Ciri khas dari harga α adalah sekitar = -5% yang mana 10 kali lebih sensitiv dari pada detektor temperatur resistansi metal. Resistansi dari termistor berada pada daerah 1 KΩ sampai 10 MΩ.


Sensor Temperatur Thermistor

10.33 0
Termistor atau thermal resistor adalah suatu jenis resistor yang sensitive terhadap perubahan suhu. Prinsipnya adalah memberikan perubahan resistansi yang sebanding dengan perubahan suhu. Perubahan resistansi yang besar terhadap perubahan suhu yang relatif kecil menjadikan termistor banyak dipakai sebagai sensor suhu yang memiliki ketelitian dan ketepatan yang tinggi. Termistor yang dibentuk dari bahan oksida logam campuran (sintering mixture), kromium, kobalt, tembaga, besi, atau nikel, berpengaruh terhadap karakteristik termistor, sehingga Pemilihan bahan oksida tersebut harus dengan perbandingan tertentu. Dimana termistor merupakan salah satu jenis sensor suhu yang mempunyai koefisien temperatur yang tinggi.


Nama termistor berasal dari Thermally Sensitive Resistor. Termistor biasanya termasuk material-material semikonduktor yang dibagi dua golongan:oksida logam dan semikonduktor kristal tunggal. Negative Temperature Coefficient (NTC) pertama kali ditemukan oleh Faraday pada perak sulfida pada tahun 1833. Pemahaman tentang termistor oksida ini mengalami perkembangan yang sangat pesat oleh Becker, Vervey dkk pada akhir tahun 1940-an. Termistor kristal germanium dipelajari oleh Lark-Horovitz, dkk. Pada tahun 1946, dan oleh Estermann (meneliti Si), Hung dan Gliessman pada tahun 1950, Friedberg padatahun 1951, dan kemudian Fritzsche dan Kunzler dkk. Silikon pada suhu rendah dipelajari oleh Morin, Maita dan Cralson pada tahun 1954-1955. Broom juga mempelajari termometer GaAs pada tahun 1958. Komponen dalam termistor ini dapat mengubah nilai resistansi karena adanya perubahan temperatur.
Dengan demikian dapat memudahkan kita untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik. Termistor dapat dibentuk dalam bentuk yang berbeda-beda, bergantung pada lingkunganyang akan dicatat suhunya. Lingkungan ini termasuk kelembaban udara, cairan, permukaan padatan, dan radiasi dari gambar dua dimensi. Maka, termistor bisa berada dalam alat±alat seperti disket, mesin cuci, tasbih (manik-manik), balok,dan satelit. Ukurannya kecil dibandingkan dengan termometer lain, ukurannya dalam range 0.2mm sampai 2mm. Termistor dibedakan dalam 2 jenis, yaitu termistor yang mempunyaikoefisien negatif, yang disebut NTC (Negative Temperature Coefisient), temistor yang mempunyai koefisien positif yang disebut PTC (Positive TemperatureCoefisient). Kedua jenis termistor ini mempunyai fungsinya masing masing, tetapi di pasaran, yang lebih banyak digunakan adalah termistor NTC. Karena termistor NTC material penyusunnya yaitu metal oksida, dimana harganya lebih murah dari material penyusun PTC yaitu Kristal tunggal.
Karakteristik Sensor Thermistor dapat dilihat disini.

Sensor Cahaya LDR

10.09 0


LDR (Light Dependent Resistor) merupakan suatu jenis resistor yang nilai resistansinya berubah-ubah karena adanya intensitas cahaya yang diserap. LDR dibentuk dari Cadium Sulfide(CDS) yang mana Cadium Sulfide dihasilkan dari serbuk keramik. Prinsip kerja LDR ini pada saat mendapatkan cahaya maka tahanannya turun, sehingga pada saat LDR mendapatkan kuat cahaya terbesar maka tegangan yang dihasilkan adalah tertinggi. Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram pada LDR menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit electron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi pengantar arus yang kurang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi konduktor atau bisa disebut juga LDR memilki resistansi yang kecil pada saat cahaya terang. Berikut merupakan karakteristik sensor LDR

Untuk penggunaannya sensor LDR dapat dirangkai seperti berikut


Konfigurasi PIN Arduino lilypad

09.33 0

Berikut merupakan layout dari arduino lylipad


Port Pin
Pin Alternatif
1
PD3 (Port D pin 3)
INT1 (external interrupt 1 input)
OC2B (Timer/Counter2 output compare match B output)
PCINT19 (pin change interrupt 19)
Digital input 3 dari arduino lilypad
2
PD4 (Port D pin 4)
XCK (USART external clock input/output)
T0 (Timer/Counter0 external counter input)
PCINT20 (pin change interrupt 20)
Digital input 4 dari arduino lilypad
3
GND (GROUND)
4
VCC
Tegangan suplai (5 volt)
5
AGND
pin untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika boardmemiliki analog ground yang terpisah
6
VCC
Tegangan suplai (5 volt)
7
PB6 (Port B pin 6)
XTAL1 (chip clock oscillator pin 1 or external clock input)
TOSC1 (timer oscillator pin 1)
PCINT6 (pin change interrupt 6)
8
PB7 (Port B pin 7)
XTAL2 (chip clock oscillator pin 2)
TOSC2 (timer oscillator pin 2)
PCINT7 (pin change interrupt 7)
9
PD5 (Port D pin 5)
T1 (Timer/Counter 1 external counter input)
OC0B (Timer/Counter0 output compare match B output)
PCINT21 (pin change interrupt 21)
Digital input 5 dari arduino lilypad
10
PD6 (Port D pin 6)
AIN0 (analog comparator positive input)
OC0A (Timer/Counter0 output compare match A output)
PCINT22 (pin change interrupt 22)
Digital input 6 dari arduino lilypad
11
PD7 (Port D pin 7)
AIN1 (analog comparator negative input)
PCINT23 (pin change interrupt 23)
Digital input 7 dari arduino lilypad
12
PB0 (Port B pin 0)
ICP1 (Timer/Counter1 input capture input)
CLKO (divided system clock output)
PCINT0 (pin change interrupt 0)
Digital input 8 dari arduino lilypad
13
PB1 (Port B pin 1)
OC1A (Timer/Counter1 output compare match A output)
PCINT1 (pin change interrupt 1)
Digital input 9 dari arduino lilypad
14
PB2 (Port B pin 2)
SS (SPI bus master slave select)
OC1B (Timer/Counter1 output compare match B output)
PCINT2 (pin change interrupt 2)
Digital input 10 dari arduino lilypad
15
PB3 (Port B pin 3)
MOSI (SPI bus master output/slave input)
OC2A (Timer/Counter2 output compare match A output)
PCINT3 (pin change interrupt 3)
16
PB4 (Port B pin 4)
MISO (SPI bus master input/slave output)
PCINT4 (pin change interrupt 4)
17
PB5 (Port B pin 5)
SCK (SPI bus master clock Input)
PCINT5 (pin change interrupt 5)
18
AVCC
Pin tegangan suplai untuk port A dan ADC. Pin ini harus dihubungkan ke Vcc walaupun ADC tidak digunakan, maka pin ini harus dihubungkan ke Vcc melalui low pass filter
19
ADC 6
20
AREF
pin referensi tegangan analog untuk ADC
21
GND (GROUND)
22
ADC7
23
PC0 (Port C pin 0)
ADC0 (ADC input channel 0)
PCINT8 (pin change interrupt 8)
Analog input 0 dari arduino lilypad
24
PC1 (Port C pin 1)
ADC1 (ADC input channel 1)
PCINT9 (pin change interrupt 9)
Analog input 1 dari arduino lilypad
25
PC2 (Port C pin 2)
ADC2 (ADC input channel 2)
PCINT10 (pin change interrupt 10)
Analog input 2 dari arduino lilypad
26
PC3 (Port C pin 3)
ADC3 (ADC Input Channel 3)
PCINT11 (Pin Change Interrupt 11)
Analog input 3 dari arduino lilypad
27
PC4 (Port C pin 4)
ADC4 (ADC input channel 4)
SDA (2-wire serial bus data input/output line)
PCINT12 (pin change interrupt 12)
Analog input 4 dari arduino lilypad
28
PC5 (Port C pin 5)
ADC5 (ADC input channel 5)
SCL (2-wire serial bus clock line)
PCINT13 (pin change interrupt 13)
Analog input 5 dari arduino lilypad
29
PC6 (Port C pin 6)
RESET (reset pin)
PCINT14 (pin change interrupt 14)
30
PD0 (Port D pin 0)
RXD (USART input pin)
PCINT16 (pin change interrupt 16)
31
PD1 (Port D pin 1)
TXD (USART output pin)
PCINT17 (pin change interrupt 17)
32
PD2 (Port D pin 2)
INT0 (external interrupt 0 input)
PCINT18 (pin change interrupt 18)
Digital input 2 dari arduino lilypad

Keterangan :

MISO merupakan jalur yang digunakan download untuk menerima data. MOSI adalah jalur downloader mengirim data ke IC mikrokontroller. Kedua jalur ini adalah jalur utama yang digunakan downloader dan mikrokontroller berkomunikasi. Untuk menghindari kesalahan dalam berkomunikasi, maka dibutuhkan sinkronisasi. Sinkronisasi tersebut dilakukan dengan memanfaatkan jalur SCK (atau ada yang disebut SCLK, Serial CLOCK). Data (MISO dan atau MOSI) akan dianggap valid hanya saat SCK dalam keadaan tinggi. RESET adalah Input reset level rendah, pada pin ini selama lebih dari panjang pulsa minimum akan menghasilkan reset walaupun clock sedang berjalan. RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka sistem akan di-reset. XTAL 1 adalah Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian operasi clock internal. XTAL 2 adalah Output dari penguat osilator inverting.

Arduino Lilypad

09.28 0

Lilypad adalah sebuah perangkat elektronik yang dapat dijahit, yang dirancang untuk membantu membuat tekstil interaktif yang lembut. Satu set modul lilipad termasuk program disebut dengan arduino lilypad yang dapat dijahit bersama benang kondukif untuk membuat pakaian dan aksesoris interaktif. Arduino lilypad dirancang oleh Leah Buechley pada tahun 2009.


Karakteristik Arduino Lilypad
Arduino lilypad berbentuk  lingkaran dengan diamter sekitar 50mm atau 2 inc dengan  tinggi 8mm atau 1/32 inc. LilyPad dapat membaca lingkungannya dengan cara mendeteksi  cahaya dan suhu dengan output seperti lampu LED, motor vibrator, dan speaker. Berikut spesifikasi dari arduino lilypad.

Microkontroler
Tegangan Operasi
Tegangan masukan
PIN Digital I/O
PIN Saluran
PIN Masukan Analog
PIN I/O Arus DC
Memori
SRAM
EEPROM
Frekuensi
CPU Core
Tipe Interface
ATmega168 or ATmega328V
2.7-5.5 V
2.7-5.5 V
14
6
6
40 mA
16 KB (2 KB untuk Bootloader)
1 KB
512 bit
8 Mhz
AVR 8
I2C, ICSP, SPI, USB

Untuk Konfigurasinya dapat diliat disini