Cara Menggabungkan File .rar yang dipecah /part

09.43 0




Biasanya ketika kita mendownload file dalam ukuran yang besar, maka akan dipecah menjadi beberapa bagian (part). Permasalan yang muncul adalah bagaimana cara kita meng-ekstrak file tersebut menjadi satu kembali. Berikut merupakan tutorial cara menggabungkan file .rar yang dipecah ke dalam satu folder.


Blok semua file yang akan diekstrak terlebih dahulu seperti gambar dibawah. (nama dan format file harus sama, misal:
          berkas.part1.rar
          berkas.part2.rar
          berkas.part3.rar



Kemudian klik kanan pada file tersebut, lalu pilih Extract to seperti gambar berikut





Maka hasilnya akan menjadi seperti gambar berikut


PWM (Pulse Width Modulation)

10.52 0


PWM
Adalah sebuah cara memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu perioda, untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang berbedaSinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun memiliki lebar pulsa yang bervariasiLebar Pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasiArtinya, sinyal PWM memiliki frekuensi gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi (antara 0% hingga 100%). Pulse Width Modulation (PWM) didapatkan dari gelombang kotak atau “square wave” dengan duty cycle yang diubah-ubah untuk mendapatkan variasi dari tegangan keluaran sebagai hasil dari nilai rata-rata gelombang pada PWM tersebut. PWM dapat dibangkitkan dengan banyak cara, dapat menggunakan metode analog dengan menggunakan rangkaian op-amp atau dengan menggunakan metode digital. Sebuah rangkaian Pulse Width Modulation (PWM) sederhana dapat direalisasi dengan menggunakan sebuah rangkaian schmitt trigger, rangkaian integrator, dan rangkaian komparator.

Prinsip Kerja


Pada saat kondisi tegangan referensi VREF>0 dan tegangan masukan gergaji VIN=0 dengan posisi level tegangan referensi VREF lebih besar dari tegangan masukan VIN, dihasilkan tegangan keluaran VOUT =0. 


Pada saat kondisi tegangan referensi VREF>0V dan tegangan masukan gergaji VIN>0V dengan posisi level tegangan referensi VREF lebih besar dari tegangan masukan VIN, dihasilkan tegangan keluaran VOUT = 0V (tegangan DC membentuk garis lurus arah horisontal).


Pada saat kondisi tegangan referensi VREF>0V dan tegangan masukan gergaji VIN>0V dengan posisi level tegangan referensi VREF sama dengan tegangan masukan VIN, dihasilkan tegangan keluaran VOUT > 0V (tegangan DC mengayun ke arah positif)


Pada saat kondisi tegangan referensi VREF>0V dan tegangan masukan gergaji VIN>0V dengan posisi level tegangan referensi VREF lebih kecil dari tegangan masukan VIN, dihasilkan tegangan keluaran VOUT > 0V (tegangan DC pulsa positif).


Pada saat kondisi tegangan referensi VREF>0V dan tegangan masukan gergaji VIN>0V dengan posisi level tegangan referensi VREF sama dengan tegangan masukan VIN, dihasilkan tegangan keluaran VOUT > 0V (tegangan DC pulsa positif)


Pada saat kondisi tegangan referensi VREF>0V dan tegangan masukan gergaji VIN>0V dengan posisi level tegangan referensi VREF lebih besar dari tegangan masukan VIN, dihasilkan tegangan keluaran VOUT > 0V (tegangan DC pulsa positif). lebih jelas dapat dilihat pada animasi berikut:


Sensor Suhu LM35

10.22 0


Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC . Berikut ini adalah bentuk fisik dari sensor LM35:


LM35 dari National Semiconductor adalah sebuah sensor temperatur centigrade presisi, yang memiliki tegangan output analog. Memiliki jangkauan pengukuran -55ºC hingga +150ºC dengan akurasi ±0.5ºC. Tegangan output adalah 10mV/ºC. Gambar di atas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt.  Adapun karakteristik LM35 sebagai sensor suhu antara lain :
  1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
  2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
  3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
  4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
  5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
  6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC    pada udara diam.
Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA, dan memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.Berikut merupakan rangkaian dari LM35


Kakteristik Thermistor

10.48 0
Kebanyakan termistor digunakan pada daerah temperatur dalam konsentrasi inonisasi (n atau p) yang berpengaruh terhadap fungsi temperatur. Dimana energi aktivasi Ea adalah hubungan pada energi gap dan tingkat impuritas. Dimana nilai hambatan semakin kecil ketika temperaturnya dinaikkan, ini yang biasa disebut termistor NTC.  Dimana R adalah hambatan pada suhu T, R0 adalah hambatan awal ketika T0 (pada temperatur ruang), B adalah Konstanta termistor dimana besarnya bergantung dari jenis bahan dan memiliki dimensi yang sama dengan suhu. Harga konstanta termistor yang memenuhi pasar biasanya antara rentang 2000-5000 K.
Dengan ρ=R(A/1)  merupakan resistivitas listrik thermistor. Selain konstanta thermistor (B), sensitivitas (α) juga menentukan karakteristik dari termistor. Nilai sensitivitas menentukan sejauh mana termistor yang dibuat dapat dengan cepat mendeteksi perubahan temperatur lingkunagan termistor. Termistor yang baik sensitifitasnya lebih besar dari -2,2% / K. Ciri khas dari harga α adalah sekitar = -5% yang mana 10 kali lebih sensitiv dari pada detektor temperatur resistansi metal. Resistansi dari termistor berada pada daerah 1 KΩ sampai 10 MΩ.


Sensor Temperatur Thermistor

10.33 0
Termistor atau thermal resistor adalah suatu jenis resistor yang sensitive terhadap perubahan suhu. Prinsipnya adalah memberikan perubahan resistansi yang sebanding dengan perubahan suhu. Perubahan resistansi yang besar terhadap perubahan suhu yang relatif kecil menjadikan termistor banyak dipakai sebagai sensor suhu yang memiliki ketelitian dan ketepatan yang tinggi. Termistor yang dibentuk dari bahan oksida logam campuran (sintering mixture), kromium, kobalt, tembaga, besi, atau nikel, berpengaruh terhadap karakteristik termistor, sehingga Pemilihan bahan oksida tersebut harus dengan perbandingan tertentu. Dimana termistor merupakan salah satu jenis sensor suhu yang mempunyai koefisien temperatur yang tinggi.


Nama termistor berasal dari Thermally Sensitive Resistor. Termistor biasanya termasuk material-material semikonduktor yang dibagi dua golongan:oksida logam dan semikonduktor kristal tunggal. Negative Temperature Coefficient (NTC) pertama kali ditemukan oleh Faraday pada perak sulfida pada tahun 1833. Pemahaman tentang termistor oksida ini mengalami perkembangan yang sangat pesat oleh Becker, Vervey dkk pada akhir tahun 1940-an. Termistor kristal germanium dipelajari oleh Lark-Horovitz, dkk. Pada tahun 1946, dan oleh Estermann (meneliti Si), Hung dan Gliessman pada tahun 1950, Friedberg padatahun 1951, dan kemudian Fritzsche dan Kunzler dkk. Silikon pada suhu rendah dipelajari oleh Morin, Maita dan Cralson pada tahun 1954-1955. Broom juga mempelajari termometer GaAs pada tahun 1958. Komponen dalam termistor ini dapat mengubah nilai resistansi karena adanya perubahan temperatur.
Dengan demikian dapat memudahkan kita untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik. Termistor dapat dibentuk dalam bentuk yang berbeda-beda, bergantung pada lingkunganyang akan dicatat suhunya. Lingkungan ini termasuk kelembaban udara, cairan, permukaan padatan, dan radiasi dari gambar dua dimensi. Maka, termistor bisa berada dalam alat±alat seperti disket, mesin cuci, tasbih (manik-manik), balok,dan satelit. Ukurannya kecil dibandingkan dengan termometer lain, ukurannya dalam range 0.2mm sampai 2mm. Termistor dibedakan dalam 2 jenis, yaitu termistor yang mempunyaikoefisien negatif, yang disebut NTC (Negative Temperature Coefisient), temistor yang mempunyai koefisien positif yang disebut PTC (Positive TemperatureCoefisient). Kedua jenis termistor ini mempunyai fungsinya masing masing, tetapi di pasaran, yang lebih banyak digunakan adalah termistor NTC. Karena termistor NTC material penyusunnya yaitu metal oksida, dimana harganya lebih murah dari material penyusun PTC yaitu Kristal tunggal.
Karakteristik Sensor Thermistor dapat dilihat disini.

Sensor Cahaya LDR

10.09 0


LDR (Light Dependent Resistor) merupakan suatu jenis resistor yang nilai resistansinya berubah-ubah karena adanya intensitas cahaya yang diserap. LDR dibentuk dari Cadium Sulfide(CDS) yang mana Cadium Sulfide dihasilkan dari serbuk keramik. Prinsip kerja LDR ini pada saat mendapatkan cahaya maka tahanannya turun, sehingga pada saat LDR mendapatkan kuat cahaya terbesar maka tegangan yang dihasilkan adalah tertinggi. Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram pada LDR menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit electron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi pengantar arus yang kurang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi konduktor atau bisa disebut juga LDR memilki resistansi yang kecil pada saat cahaya terang. Berikut merupakan karakteristik sensor LDR

Untuk penggunaannya sensor LDR dapat dirangkai seperti berikut


Konfigurasi PIN Arduino lilypad

09.33 0

Berikut merupakan layout dari arduino lylipad


Port Pin
Pin Alternatif
1
PD3 (Port D pin 3)
INT1 (external interrupt 1 input)
OC2B (Timer/Counter2 output compare match B output)
PCINT19 (pin change interrupt 19)
Digital input 3 dari arduino lilypad
2
PD4 (Port D pin 4)
XCK (USART external clock input/output)
T0 (Timer/Counter0 external counter input)
PCINT20 (pin change interrupt 20)
Digital input 4 dari arduino lilypad
3
GND (GROUND)
4
VCC
Tegangan suplai (5 volt)
5
AGND
pin untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika boardmemiliki analog ground yang terpisah
6
VCC
Tegangan suplai (5 volt)
7
PB6 (Port B pin 6)
XTAL1 (chip clock oscillator pin 1 or external clock input)
TOSC1 (timer oscillator pin 1)
PCINT6 (pin change interrupt 6)
8
PB7 (Port B pin 7)
XTAL2 (chip clock oscillator pin 2)
TOSC2 (timer oscillator pin 2)
PCINT7 (pin change interrupt 7)
9
PD5 (Port D pin 5)
T1 (Timer/Counter 1 external counter input)
OC0B (Timer/Counter0 output compare match B output)
PCINT21 (pin change interrupt 21)
Digital input 5 dari arduino lilypad
10
PD6 (Port D pin 6)
AIN0 (analog comparator positive input)
OC0A (Timer/Counter0 output compare match A output)
PCINT22 (pin change interrupt 22)
Digital input 6 dari arduino lilypad
11
PD7 (Port D pin 7)
AIN1 (analog comparator negative input)
PCINT23 (pin change interrupt 23)
Digital input 7 dari arduino lilypad
12
PB0 (Port B pin 0)
ICP1 (Timer/Counter1 input capture input)
CLKO (divided system clock output)
PCINT0 (pin change interrupt 0)
Digital input 8 dari arduino lilypad
13
PB1 (Port B pin 1)
OC1A (Timer/Counter1 output compare match A output)
PCINT1 (pin change interrupt 1)
Digital input 9 dari arduino lilypad
14
PB2 (Port B pin 2)
SS (SPI bus master slave select)
OC1B (Timer/Counter1 output compare match B output)
PCINT2 (pin change interrupt 2)
Digital input 10 dari arduino lilypad
15
PB3 (Port B pin 3)
MOSI (SPI bus master output/slave input)
OC2A (Timer/Counter2 output compare match A output)
PCINT3 (pin change interrupt 3)
16
PB4 (Port B pin 4)
MISO (SPI bus master input/slave output)
PCINT4 (pin change interrupt 4)
17
PB5 (Port B pin 5)
SCK (SPI bus master clock Input)
PCINT5 (pin change interrupt 5)
18
AVCC
Pin tegangan suplai untuk port A dan ADC. Pin ini harus dihubungkan ke Vcc walaupun ADC tidak digunakan, maka pin ini harus dihubungkan ke Vcc melalui low pass filter
19
ADC 6
20
AREF
pin referensi tegangan analog untuk ADC
21
GND (GROUND)
22
ADC7
23
PC0 (Port C pin 0)
ADC0 (ADC input channel 0)
PCINT8 (pin change interrupt 8)
Analog input 0 dari arduino lilypad
24
PC1 (Port C pin 1)
ADC1 (ADC input channel 1)
PCINT9 (pin change interrupt 9)
Analog input 1 dari arduino lilypad
25
PC2 (Port C pin 2)
ADC2 (ADC input channel 2)
PCINT10 (pin change interrupt 10)
Analog input 2 dari arduino lilypad
26
PC3 (Port C pin 3)
ADC3 (ADC Input Channel 3)
PCINT11 (Pin Change Interrupt 11)
Analog input 3 dari arduino lilypad
27
PC4 (Port C pin 4)
ADC4 (ADC input channel 4)
SDA (2-wire serial bus data input/output line)
PCINT12 (pin change interrupt 12)
Analog input 4 dari arduino lilypad
28
PC5 (Port C pin 5)
ADC5 (ADC input channel 5)
SCL (2-wire serial bus clock line)
PCINT13 (pin change interrupt 13)
Analog input 5 dari arduino lilypad
29
PC6 (Port C pin 6)
RESET (reset pin)
PCINT14 (pin change interrupt 14)
30
PD0 (Port D pin 0)
RXD (USART input pin)
PCINT16 (pin change interrupt 16)
31
PD1 (Port D pin 1)
TXD (USART output pin)
PCINT17 (pin change interrupt 17)
32
PD2 (Port D pin 2)
INT0 (external interrupt 0 input)
PCINT18 (pin change interrupt 18)
Digital input 2 dari arduino lilypad

Keterangan :

MISO merupakan jalur yang digunakan download untuk menerima data. MOSI adalah jalur downloader mengirim data ke IC mikrokontroller. Kedua jalur ini adalah jalur utama yang digunakan downloader dan mikrokontroller berkomunikasi. Untuk menghindari kesalahan dalam berkomunikasi, maka dibutuhkan sinkronisasi. Sinkronisasi tersebut dilakukan dengan memanfaatkan jalur SCK (atau ada yang disebut SCLK, Serial CLOCK). Data (MISO dan atau MOSI) akan dianggap valid hanya saat SCK dalam keadaan tinggi. RESET adalah Input reset level rendah, pada pin ini selama lebih dari panjang pulsa minimum akan menghasilkan reset walaupun clock sedang berjalan. RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka sistem akan di-reset. XTAL 1 adalah Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian operasi clock internal. XTAL 2 adalah Output dari penguat osilator inverting.